Contact Info
Lokasi

Jl. Soga No. 46 Tahunan, Kec. Umbulharjo, Daerah Istimewa Yogyakarta 55167

[email protected] +62 813-2930-8729

6 Prinsip Programming yang Perlu Kamu Kuasai untuk Jadi Developer Jago

by Jihan Aurora

Pekerjaan programming membutuhkan ketelitian dan konsistensi agar kode yang dibuat dapat berjalan dengan baik. Seorang programmer tidak hanya bertujuan untuk mencapai hasil akhir, tetapi juga memperhatikan bagaimana kode yang ditulis dapat dikembangkan, dipelihara, dan dipahami oleh orang lain. Untuk membantu membuat kode yang berkualitas, terdapat prinsip-prinsip penting yang dapat diterapkan dalam setiap proses programming. Artikel ini akan mengulas prinsip utama yang perlu kamu ketahui, meliputi SOLID, DRY, KISS, SoC, YAGNI, dan DYC

1. SOLID

Prinsip SOLID adalah kumpulan lima prinsip pemrograman yang membantu programmer menciptakan kode yang lebih terstruktur, terukur, dan mudah dikelola. Prinsip SOLID membantu dalam mengurangi tight coupling. Tight coupling adalah sekelompok kelas yang sangat bergantung satu sama lain, ini yang perlu kamu hindari. Berikut adalah penjelasan singkat setiap prinsip:

  • S: Single Responsibility Principle (SRP) Setiap kelas atau fungsi hanya boleh memiliki satu tanggung jawab atau alasan untuk berubah. Hal ini membuat kode lebih modular dan mudah diuji.
  • O: Open-Closed Principle (OCP) Kode harus terbuka untuk perluasan tetapi tertutup untuk modifikasi. Artinya, kamu dapat menambahkan fitur baru tanpa harus mengubah kode yang sudah ada.
  • L: Liskov Substitution Principle (LSP) Objek dari subclass harus dapat menggantikan objek dari superclass tanpa mengubah fungsionalitas aplikasi.
  • I: Interface Segregation Principle (ISP) Interface besar harus dipecah menjadi interface kecil yang lebih spesifik, sehingga kelas hanya perlu mengimplementasikan interface yang benar-benar dibutuhkan.
  • D: Dependency Inversion Principle (DIP) Kelas tinggi tidak boleh bergantung pada kelas rendah; keduanya harus bergantung pada abstraksi. Dalam kata lain, kelas harus bergantung pada abstraksi (misalnya interfaces/abstract classes) daripada bergantung terhadap implementasi konkret.

2. DRY (Don’t Repeat Yourself)

Prinsip ini mengajarkan untuk menghindari pengulangan kode (duplikasi). Duplikasi data, logika, atau fungsi dalam kode tidak hanya membuat kode menjadi panjang, tetapi juga membuang banyak waktu ketika harus maintaining, debugging, atau memodifikasi kode. Dengan mengeliminasi duplikasi, kamu dapat mengurangi risiko kesalahan dan mempermudah pemeliharaan kode. Gunakan fungsi atau modul reusable untuk implementasi yang lebih efisien.

3. KISS (Keep It Simple, Stupid)

Buat kode sesederhana mungkin tanpa mengorbankan fungsionalitas. Dalam prinsip KISS, tujuan utamanya adalah memiliki hanya sebanyak kode yang dibutuhkan, tidak kurang dan tidak lebih. Oleh karena itu, selalu upayakan untuk menyederhanakan kode dengan pendekatan seperti memecah masalah kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih kecil atau menghapus kode yang tidak diperlukan. Kode yang kompleks sulit dipahami dan rentan terhadap bug. 

4. SoC (Separation of Concerns)

Prinsip Separation of Concerns (Pemisahan Tanggung Jawab) membagi aplikasi yang rumit menjadi beberapa bagian atau domain yang berbeda. Setiap bagian memiliki tanggung jawab atau tugas spesifik yang terpisah. Karena setiap bagian berdiri sendiri, bagian tersebut dapat dikerjakan secara terpisah, sehingga kode lebih mudah untuk dikelola, diperbarui, dan digunakan kembali. Contohnya, logika bisnis, logika presentasi, dan pengelolaan data harus ditempatkan dalam layer yang berbeda untuk meningkatkan modularitas.

5. YAGNI (You Aren’t Gonna Need It)

Program yang kamu buat bisa menjadi lebih besar dan rumit jika kamu menulis kode yang mungkin dibutuhkan di masa depan, tetapi sebenarnya belum diperlukan saat ini. Prinsip “You Aren’t Gonna Need It (YAGNI)” ini menyatakan bahwa “jangan mengimplementasikan sesuatu sampai benar-benar diperlukan.” Hal ini karena dalam banyak kasus, kode tersebut kemungkinan besar tidak akan digunakan di kemudian hari.

6. DYC (Document Your Code)

Prinsip ini memastikan bahwa kode lebih mudah dipahami dan dikelola, baik oleh programmer lain maupun diri sendiri di masa depan. Dokumentasi yang jelas membantu menjelaskan tujuan, logika, dan cara kerja kode, sehingga mempermudah debugging, pengembangan, dan kolaborasi. Dengan dokumentasi yang baik, proyek menjadi lebih terorganisir dan tidak bergantung pada satu orang saja. 

Dengan menerapkan prinsip-prinsip di atas, kamu dapat menciptakan kode yang lebih efisien, terstruktur, dan mudah dikelola. Perlu diingat bahwa dalam dunia pemrograman, bukan hanya kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang penting, tetapi juga bagaimana cara kamu menyusun dan menerapkan solusi tersebut dengan cara yang efisien. Setiap baris kode yang kamu tulis adalah bagian dari proses pemrograman yang lebih besar, dan semakin baik pendekatannya, semakin mudah untuk mempertahankan dan mengembangkannya di masa depan. Jangan ragu untuk asah keterampilan pemrogramanmu dan selamat mencoba!

Post a Comment